Sejatinya nasionalisme merupakan gambaran seseorang tentang negaranya sendiri. Tetapi jika seorang tidak mengerti tentang apa arti nasionalisme maka orang itu tidak memiliki konsep identitas negaranya. Akibatnya orang itu tidak tahu tentang negaranya. Dan sekarang banyak kalangan pelajaran yang belum tahu tentang nasionalisme dalam arti sebenernya.

Pelajar – pelajar sekarang pada umumnya jika ditanya tentang nasionalisme tidak memiliki jawab yang tepat. Dalam kehidupan sehari – hari pun pelajar sekarang sudah tidak melihatkan tingkah nasionalismenya. Tingkah itu tercermin pada berita – berita yang mengabarkan tentang perkelahian antar pelajar yang kerap terjadi. Perkelahian itu pun tak sungkan – sungkan untuk melukain sampai membunuh.

Perkelahian antar pelajaran bisa terjadi karena salah paham antar pelajaran atau sudah terun temurun dan dibedakan menjadi dua jenis. Antar perorangan siswa atau antar kelompok itulah yang menimbulkan dua jenis perkelahian antar pelajaran. Jika masalah perorangan biasanya disebabkan oleh masalah cinta atau salah paham dan bisa berujung pada permasalah kelompok.

Masalah perorangan hanya terjadi di satu sekolah dan bisa cepat diselesaikan tetapi itu tergantung oleh orang yang bersangkutan dan orang yang mendamaikan. Perkelahian perorangan hanya mengakibatkan luka dari tingkat ringan sampai parah. Tapi biasanya yang timbul hanya luka ringan bahkan presentase luka sedang hanya dua puluh persen dan jarang luka berat keluar dari perkelahian perorangan.

Beda dengan perekahian pelajaran perorangan, perekelahian kelompok sulit didamaikan karena perkelahian ini bersifat kekeluargaan. Jika satu orang pelajaran dilukain oleh pelajaran lain yang beda sekolah maka akan memancing amarah teman – temannya yang di sekolah. Itulah sebabnya perkelahian ini bersifat kekeluargaan. Akibatnya dari ini tak maen – maen, salah satunya bisa terjadi pertumpahan darah.

Apakah perkelahian antar pelajaran ini bisa dibilang nasionalisme? Pada hal arti nasionalisme itu sendiri adalah ikatan yang terjadi untuk hidup bersama dalam membentuk konsep identitas wilayahnya atau negaranya yang memiliki nilai positif. Berbeda jauh dengan perkelahian antar pelajaran yang hidup untuk keegoisme yang berujung pada kerugian. Dari pejelasan ini bisa dibilang perkelahian antar pelajar tidak melambangkan nasionalisme, tetapi mencoret nasionalisme dalam kalangan peljaran.